Pupuk ini tidak seperti pupuk lain yang berfungsi sebagai penyedia unsur kebutuhan tanaman. Pupuk pada dasarnya adalah bakteri jenis baru (mikroba DZA), bakteri inilah yang akan menghasilkan/memperbanyak unsur hara dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti mengikat nitrogen dari udara, mengikat fosfor, mengikat kalsium, dan lain-lain. Proses pembuatan pupuk ini sangatlah mudah, namun dalam prakteknya selalu terdapat perbedaan hasil akhir. Ini dikarenakan adanya ketidakseragaman dalam proses pembuatan pupuk. Masalah ini dapat diminimalisir dengan adanya Starter untuk membuat bakteri. Jadi kita tinggal membuat media perkembangbiakan bakteri saja, kemudian ditambahkan Starter maka hasilnya dijamin akan sama. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah usahakan gunakan air SEMINIMAL mungkin, atau bila harus menggunakan air saat proses penggilingan, gunakan air kelapa basi. Air yang terlalu banyak dapat mempengaruhi perkembangan bakteri sehingga kualitas pupuk menjadi kurang baik.
BAHAN-BAHAN UNTUK MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR DZA
KOMPOSISI
BAHAN-BAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DZA
DALAM
1 PORSI (untuk 2-3 liter pupuk) :
1. KIRINYUH 1 Kg
2. KEMBANG BULAN 1 Kg
3. SINTRONG 2 Ons
4. BABADOTAN 3 Ons
6. KALIANDRA 1 Ons
7. SERUNI
1 Ons
8. BAYAM HIJAU LIAR 2
Ons
9. PAKOASI 5 Ons
10.
TALIPUTRI 1
Ons
11.
JALANTIR 1
Ons
TUTORIAL
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DZA
·
Untuk kersen bisa ditambahkan setelah proses
penggilingan, 1 liter kersen yang telah di blender diberikan untuk 1 gentong
pupuk yang berkapasitas 120 liter. Sementara kecoa bisa ditambahkan juga
secukupnya kalau ada dengan terlebih dahulu diblender.
Langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut :
1.
Pemilihan dan Pengumpulan Bahan
Bahan
dipilih dan dikumpulkan, kemudian ditimbang atau ditakar sesuai dengan berat
dan jenis tanaman yang tercantum diatas, untuk porsinya disesuaikan dengan
kemampuan dan kehendak kita yang didasarkan pada seberapa banyak pupuk yang
akan dibuat oleh kita tinggal dikalikan dengan porsi yang tercantum diatas.
Pilihlah bahan yang lunak agar mudah pada saat perajangan atau pencacahan
maupun pada saat proses penggilingan, penghancuran atau pembuburan.
2.
Proses Perajangan atau Pencacahan
Setelah
ditimbang atau ditakar sesuai porsi diatas bahan dirajang atau dicacah dengan
pisau atau golok, dan apabila dalam porsi banyak bisa menggunakan mesin
pencacah atau perajang yang biasa digunakan untuk merajang atau mencacah
kompos. Rajang atau cacah sehalus mungkin agar mudah pada saat penggilingan,
penghancuran atau pembuburan.
3.
Proses mencampurkan bahan yang telah dirajang atau
dicacah secara merata
Bahan yang
telah dirajang atau dicacah dicampurkan secara merata dengan tangan, apabila
dalam jumlah banyak bisa menggunakan sekop atau cungkir. Lakukan sampai bahan
benar-benar tercampur secara baik dan merata.
4.
Proses Penggilingan, Penghancuran atau Pembuburan
Setelah
bahan hasil rajangan dicampur aduk secara merata, siapkan air untuk merendam
dan juga untuk melicinkan mesin penggiling dengan perbandingan air = 1 gentong
kapasitas 120 liter berbanding dengan 20 liter s/d 30 liter. Lebih baik lagi
jika air tadi sudah dicampur dengan air kelapa basi, perbandingannya yaitu 5
liter air kelapa basi dicampur dengan 15 liter air sehingga menjadi 20 liter.
Selanjutnya hidupkan mesin penggiling, masukkan bahan ke mesin penggiling
setelah sebelumnya direndamkan sebentar di air campuran air kelapa basi tadi.
Jangan menambahkan air dari luar, gunakan air yang 20 s/d 30 liter tadi sebagai
perendam bahan dan pelicin mesin. Untuk melicinkan mesin bisa menggunakan hasil
gilingan mesin yang dibolak-balik digunakan untuk melicinkan dan memperlancar
mesin. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kandungan air yang berlebihan
dalam hasil gilingan pupuk tadi sehingga mendapatkan hasil gilingan yang kental
dan ini berdampak pada kualitas dan kuantitas kepadatan mikroba yang dihasilkan
dikemudian hari.
Untuk cara
manual yaitu penghancuran bahan pupuk dengan ditumbuk cukup dengan merendam
bahan yang telah dirajang tadi sebentar kemudian ditumbuk sampai halus. Untuk
penambahan air kelapa basi bisa dilakukan setelah bahan-bahan dihancurkan
halus.
Perlu
diperhatikan juga tempat penyimpanan hasil gilingan atau pupuk cair haruslah
dari bahan plastik agar tidak terjadi korosi atau karat dan juga harus memiliki
tutup contohnya ember plastik dan tutupnya, gentong dan tutupnya.
5.
Proses Penambahan Starter POC DZA (Pupuk Organik cair
DZA)
Ini
dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas mikroba DZA yang sama dan
seragam sebagaimana karakteristik, akselerasi, serta kemampuan mikroba DZA yang
seharusnya, sehingga kita mempunyai hasil pupuk yang sama dan seragam. Dan juga
dengan adanya penambahan starter DZA kita dapat mempercepat kematangan pupuk
sehingga dapat membantu mempercepat dan meningkatkan produktifitas pembuatan
pupuk.
6.
Proses Pengadukan
Proses ini
penting, lakukan minimal 3 x sehari selama 1 bulan pertama, lakukan pada saat
pagi, siang atau sore lakukan selama 5 s/d 15 menit setiap kali mengaduk.
Gunakan tongkat bambu atau kayu untuk alat pengaduknya.Proses ini harus
dilakukan secara manual, jangan menggunakan mesin. Cara mengaduknya harus
seperti towaf, berlawanan arah jarum jam yakni diputar dari kanan ke kiri turun
naik. Lakukan sesering mungkin, ini dimaksudkan agar pergerakan mikrobanya
sesuai dengan pergerakan molekular alam semesta sehingga mendapatkan hasil POC
DZA yang lebih baik.
Setelah
selama 1 bulan proses pengadukan dilakukan, pupuk dapat langsung digunakan
dengan cara disemprotkan pada tanah atau lahan. Perbandingannya yaitu 20 liter
POC DZA untuk lahan seluas 1 hektar dalam satu musim. Apabila pemupukan
tersebut dilakukan sebanyak 4 kali dalam satu musim, maka dalam setiap kali
pemupukan memerlukan 5 liter POC DZA.
Apabila setelah 1 bulan proses pengadukan
dilakukan, kemudian pupuk diendapkan selama 2 bulan maka pupuk tersebut dapat
digunakan sebagai starter.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya...:)